Monday, November 29, 2010

Merefleksikan pembacaan puisi

SENDIRI
Penyair itu / terus menulis //
Di bawah awan / yang terus menangis /
Menuliskan / hal yang tragis //

Mungkin itu masa lalu /
Yang selalu terukir / dengan pilu //
Berharap dunia baru //

Sendiri, menangkis tangis
Menyamar dengan senyum manis
Tapi keadaan tragis
Dengan semangat yang telah habis

Jika memang ada dunia baru
Dengan kau menungguku
Aku akan datang untuk mencarimu
Walau terus merelakan waktu
Untuk bertemu denganmu
Karya: Adhimas Aulia Muhammad Selasa, 26 Januari 2010
Diambil dari http://blackblue-fusion.blogspot.com/

Kata-kata sulit

Awan yang menangis = Hujan
Pilu = merasa sangat sedih
Tragis = sangat sedih atau menyedihkan

MENGUBAH LARIK MENJADI KALIMAT
Penyair itu terus menulis
 Penyair yang terus menulis

Di bawah awan yang terus menangis
 Di bawah awan yang terus menangis menumpahkan air hujan
Menuliskan hal yang tragis
 Menuliskan beberapa hal yang dianggapnya tragis
Mungkin itu masa lalu
 Mungkin itu kejadiannya pada masa lalu
Yang selalu terukir dengan pilu
 Yang selalu terukir di dalam hatinya dengan pilu
Berharap dunia baru
 Berharap akan kedatangan dunia baru
Sendiri, menangkis tangis. Berharap dengan senyum manis
 Pengarang itu sendiri menangkis tangis dan menyamarkan tangisnya dengan sebuah senyum manis
Tapi keadaan tragis. Dengan semangat yang telah habis
 Tetapi keadaannya sedang tragis dan dengan semangatnyapun kini telah habis.
Jika memang ada dunia baru. Dengan kau menungguku
 Jika mungkin memang nanti adanya dunia baru dengan adanya kau menungguku
Aku akan datang untuk mencarimu
 Aku akan segera datang untuk mencari dirimu
Walau terus merelakan waktu. Untuk bertemu denganmu
 Walaupun harus terus merelakan semua waktu hanya untuk bertemu denganmu
MEMBUAT PUISI MENJADI PROSA

PUISI:
Penyair itu terus menulis
Di bawah awan yang terus menangis
Menuliskan hal yang tragis

Mungkin itu masa lalu
Yang selalu terukir dengan pilu
Berharap dunia baru

Sendiri, menangkis tangis
Menyamar dengan senyum manis
Tapi keadaan tragis
Dengan semangat yang telah habis

Jika memang ada dunia baru
Dengan kau menungguku
Aku akan datang untuk mencarimu
Walau terus merelakan waktu
Untuk bertemu denganmu
PROSA:
Seorang penyair yang terus menerus menulis disaat hujan menuliskan sebuah syair yang tragis. Mungkin syair itu masa lalunya yang selalu teringat dengan sangat menyakitkan dan sambil berharap akan ada dunia yang baru selain hal itu. Dia sendirian menahan tangis dan menyeka air mata serta menyamarkan semua itu dengan senyum manisnya. Tetapi apa boleh buat keadaan saat itu sedang tragis dan semangatnya dia pun telah habis. Dia berharap jika memang nanti suatu saat ada dunia baru dan di dunia baru itu ada seseorang yang menunggunya dia akan segera datang untuk mencari orang itu walaupun dia harus selalu merelakan waktu hanya untuk bertemu dengannya.

PESAN PENGARANG
Puisi tersebut menjelaskan bahwa kita tidak boleh terpaku pada kesedihan karena semua kebahagiaan itu datang dari diri kita sendiri dan jika kita berusaha kita akan menemui waktu kebahagiaan tersebut.

BERI TANDA BACA
Penyair itu /terus menulis //
Di bawah awan /> yang terus menangis /<
Menuliskan /< hal yang tragis //

Mungkin < itu masa lalu /
Yang selalu terukir / dengan pilu // <
Berharap dunia baru //


Sendiri, menangkis tangis /
Menyamar /< dengan senyum manis //
Tapi / keadaan tragis /
Dengan semangat /< yang telah habis //

Jika memang > ada dunia baru /<
Dengan kau / menungguku /
Aku akan datang / untuk mencarimu //
Walau /terus merelakan waktu /
Untuk bertemu / denganmu //
Keterangan:
// : Berhenti agak lama
/ : Berhenti tidak terlalu lama
>: nada tinggi
<: Nada rendah

No comments:

Post a Comment