Monday, September 10, 2012

Memorabila Dasakasatriya : 24 Bait untuk 24 Juli

Bermula dari pelatihan bersama
Saat tak tahu siapa yang bisa
Dijalankan dengan rasa suka
Tak peduli meski harus terluka

Pelatihan menjadi selembar kertas
Membuka dengan harapan tak terbatas
Membuat air mata habis terkuras
Ataupun ada yang tersenyum lepas

Tiba saatnya orientasi lanjutan
Aku tahu ini hanyalah permulaan
Dimana harus melatih kesabaran
Dan pertempuran antar perasaan

Sebelum itu ada banyak perjuangan
Menebus nametag maupun tongkat
Sejumlah seri kita lakukan
Untuk merubah hukuman jadi kemenangan
 
Kami lupakan kepentingan sendiri
Karena kami bersama di sini
Meski air mata kadang mengalir
Namun kami tetap tak peduli

Tibalah hari yang ditunggu
Semua rasa menjadi satu
Membuat mulut terasa gagu
Percampuran bangga dan juga haru

Saat berlari dengan semangat
Melawan setiap tetes bulir keringat
Tak terasa gedung semakin dekat
Membuat rasa bangga melekat erat



Memasuki area dengan senyuman
Disambut dengan semangat nyanyian
Disertai senyum kebanggaan
Kebahagiaanpun tak tertahankan

Itulah akar dari semua cerita
Mungkin jadi kesan pertama
Awal dari tangis dan juga amarah
Berjanjilah, kita selalu bersama

Meski sebelumnya sulit beradaptasi
Namun kelamaan kami mengerti
Tak ada yang mampu mengganti
Pribadi – Pribadi unik 78 orang ini

Saat sidang pensenioran teradi
3 orang menjadi senior kami
Meski terasa seperti mimpi
Apa daya mereka harus pergi

Masih ada ulasan lagi
Tentang 8 orang tegas namun baik hati
Meski di lapangan selalu beraksi
Mereka tak jarang berkelahi

Suatu hari muncullah ansos
Manusia-manusia anti OSIS
Membuat hati terasa teriris
Meski kami bersama menjalankan MOS

Meski tahu, kami tak peduli
Karena mereka tak mengerti
Tau apa mereka tentang kami?
Yang hanya jadi pengamat luar sehari-hari

Di dalam, banyak hal terjadi
Penentuan tugas lari pagi
Surat untuk tadarus senin dan kamis pagi
Sampai mendengar berbagai evaluasi

Seringkali pertengkaran terjadi
Menjadi sebuah pengalaman berarti
Tak lupa teguran dari MPO kami
Menjadi makanan sehari-hari

Di saat kami mulai pasrah,
Seringkali terasa lelah
Dan merasa seperti kalah
Namun kami tak boleh menyerah

Kini kami semakin erat
Dapat mencapai target jauh maupun dekat
Mengukir kenangan semanis coklat
Dan selalu, menjadi tumpuan yang kuat

Setelah sekian lama berusaha
Kata yang ditunggu terucap juga
“Terimakasih, ya, sukses. Bapak bangga!”
Di dua program besar, ACEX, kalam tak juga lupa

Tak terasa, sudah satu tahun kubersamamu
Sudah satu tahun kumendengar ocehanmu
Satu tahun ku melihat canda tawamu
Dan satu tahun aku menghadapi amarahmu

Takkan kulihat trium saling berdebat
Takkan kulihat BN keluar lebih cepat
Melihat talkom indah terselempang
Sebuah benda yang tak mampu ditukar dengan uang

Tak kudengar lagi ocehan humas
Atau tidur di sekom layaknya istana
Yang selalu  berhawa panas
Tempat kita habiskan waktu bersama

Esok semuanya akan berlalu
Kami tak lebih dari seuntai kenangan masa lalu
Dan digantikan oleh para penerus baru
Yang akan menempuh perjalanan baru

Jangan, janganlah engkau bersedih
Meski hati terasa sangat pedih
Namun ketentuan tak dapat diganti
1 yang kutahu, Dasakasatriya selalu di hati

Selamat jalan, kebanggaanku Dasa
Segala kenangan menggenang takkan alfa
Mengindah hati merupa mutiara
Kita hantar lepas dengan bahagia


Nurlia Arina Dewi

No comments:

Post a Comment